Tungku untuk memasak dan 2 buah bahan bakarnya!! |
Tungku adalah kenalanku pertama dengan istilah yang pada saat itu sangat ngetop, TTL/TTG Teknologi Tepat Guna dan Teknologi Tepat Lingkungan. Pertama kali melihatnya di rumah panggung orang Bugis di Makasar, dengan bentuk tungkunya yang kecil, ringan, dan portable, bisa dipindahkan kesana kemari, tungku ini yang biasa disebut anglo juga di desain secara khusus untuk tidak mudah membakar lantai rumah panggung mereka yang terbuat dari kayu.
Yang saya lakukan sangatlah sederhana saja, saya menemukan secara tidak sengaja (ada gak sih yang kebetulan itu?) buku tentang teknik membuat tungku, terus ada bapak-bapak yang mau mencoba dan akhirnya kita bareng-bareng bikin. Jadi tidak ada yang baru dari hal ini kecuali buat saya pribadi untuk mempraktekkan dari apa yang saya tau menjadi bentuk nyata yang bisa digunakan.
Cara kerja THE sangatlah sederhana, mencoba mengetahui dan memahami bagaimana api dan sumbernya bekerja, dan membangun desain untuk mengefektifkan panas untuk kepentingan memasak, sehingga tidak banyak panas yang terbuang percuma. Untuk membuat lebih optimal, tungku sebaiknya bukan hanya satu lobang masak, bisa dibuat 2 (dua) atau 3 (tiga) secara berurutan dengan bentuk memanjang, bukan melebar, dengan posisi lubang ke dua dan tiga lebih tinggi posisinya dibanding dengan lubang masak pertama.
Cara Membuat Tungku Sederhana
Adonan untuk membuat THE adalah terdiri dari Tanah Liat : Pasir : Sekam dengan perbandingan 2 : 1 : 1. Fungsi dari sekam adalah sebagai perekat dan penguat, ada juga yang menambahkannya dengan abu untuk mencegah retakan tungku jika kena panas api.Media cetak juga cukup menggunakan alat sederhana, sebilah papan untuk menahan dinding-dindingnya tungku dan cetakan lobang cukup menggunakan batang pisang, diletakkan horisontal dan vertikal, ditimbun pelan-pelan sehingga membentuk sosok Tungku. Dan jangan lupa sebelum tungku dicetakan benar-benar sudah kering, dibuatkan beberapa lubang kecil udara di samping dan lubang pembuangan.
Tungku dan Masyarakat Tungku
Membahas topik tentang Tungku sepertinya ini hal sederhana, khususnya kita yang tidak terkait secara langsung dengan urusan masak-memasak, atau kita yang mungkin tidak pernah memasuki dapur dan berikut tetek bengeknya tentang dapur atau kita yang belum pernah tau bahwa ada sebagian masyarakat yang memposisikan dapur sebagai ruangan utama keluarga atau menyambut tamu.Yang jelas saya sendiri pada proses pembuatan tungku saat itu menganggap setelah proses pembuatan tuntas, masalah sudah beres, mereka tinggal langsung bisa pakai, namun kesimpulan saya akhirnya terpangkas oleh satu komentar dari salah satu warga setelah melihat hasil akhir dari kerja kita.... ooo ini kan tungku orang Jawa, karena berbentuk panjang bukannya melebar seperti halnya bentuk rumah mereka, bentuk Tungku dan Rumah sepertinya saling terkait di antara orang Jawa dan Madura.
Saya lupa bahwa saya saat itu berada di komunitas masyarakat Madura, awalnya memang merasa tidak ada hubungannya antara orang Jawa, Madura dengan Tungku, karena yang kita lakukan dengan Tungku baru ini adalah bicara tentang Efesiensi dan penghematan Energi, dan saya lupa jika Masyarakat kita memang terdiri dari berbagai budaya yang unik dan berbeda satu sama lain. Dari pengalaman ini saya yakin mereka tidak akan pernah memakai dan merobah bentukTungku mereka, merobah Tungku Madura menjadi Tungku Jawa.
Ilustrasi Tungku : http://tungku.or.id
Dari Tungku, juga melahirkan sebuah jaringan antar lembaga, Jaringan Kerja Tungku Indonesia (JKTI), sebuah Jaringan Kerja dari Lembaga Nirlaba di Indonesia yang secara khusus membahas tuntas tentang Dapur, Tungku dan Biomassa. Menurut JKTI, tungku pun juga terkait dengan masalah perspektif gender, hal ini termaktup dalam Visi dan Misi Jaringan Kerja ini.
Tentang The Gun
Nah, kalo ini memang tidak ada kaitannya dengan masalah Tungku, apalagi dengan senjata api dan cowboy, karena yang dimaksud adalah kelapa muda yang diambil air buahnya dan dicampur dengan es batu, jadilah es degan (es kelapa muda). Pada saat kita mengerjakan Tungku ini kebetulan bertepatan dengan bulan suci Ramadhan, yang sudah jelas sehari-harinya kita umat muslim diwajibkan berpuasa sehari penuh selama sebulan. Apalagi di tengah komunitas warga Madura yang sudah pasti sebagian besar melaksanakan ibadah rukun islam yang ke 3 ini, berarti Sholat nomor 2 yah...hehehhehheDitengah matahari pas diubun-ubun, ujug-ujug (sekonyong-konyong) datang pak Sobari dengan membawa beban berat dikedua tangannya, buah kelapa yang masih muda belia dan beberapa gelas beserta es batunya.... setengah berteriak beliau membuka percakapan dengan kita, eh dik....Mau es degan gak? eee tapi ini pilihan lho...kalo yang puasa dapat pahala....yang gak puasa dapat kelapa.... pilih yang mana dik???....
Pleaaseeeee pembaca yang Budiman.....tolong pilihan yang pas dong pada saat-saat sulit begini....
Anda yang beruntung minggu ini dengan lingkaran merah, silahkan kirimkan jatidiri anda ke redaksi untuk mendapatkan hadiahnya. kabar terakhir anda yang berlingkar merah tinggalnya di seputaran Pamulang dan Tangerang. Sangat ditunggu..
uconkie: yak bener, pilihan tepat....saya memilih es kelapa muda dan pahala sekaligus.....hehehhehehhe habis buka puasa bedug, terus lanjut lagi sampe magrib...
iku sing gondring demith tah gendruwo ?
BalasHapus#bobo
BalasHapusIku Setan!! puas?...Puas?..
nek jare wong jowo iku jenenge "Pawon"
BalasHapustul ndak...!!??
waahh..poto-nya mas uconk keyeenn..
BalasHapusngomong opo sih?
BalasHapusBagi teman-teman di Kediri dan sekitar yang mau pesan tungku hemat energi dari Lampung bisa menghubungi saya di 085649549429 atau email andryhisyam@gmail.com
BalasHapusono ono ae om?
BalasHapusmhn saya di kirimi cara membuat dan atau bagan dari pembuatan jalikan bhs bali ( tungku bhs dedemitnya ) untuk saya gunakan sendiri di rumah amat sangat saya perlukan sekali mhn bantuannya ya.. matur suksma.
BalasHapusdenpasar
gede.
@gede: kalo tungku bali saya ndak tau tuh blii...
BalasHapus